Raden Adjeng Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.Perjuangannya mencari persamaan hak awalnya banyak mengalami pertentangan di masa itu.Untung saja, masih ada tokoh-tokoh yang besar peranannya dalam mendukung Kartini supaya bisa mewujudkan mimpinya. Roda zaman telah berputar kearah perubahan, terus menerus. Para perempuan patut bersyukur bisa bebas mengekspresikan keinginan serta cita-citanya. Kini mereka bisa menikmati pendidikan dan boleh menempati berbagai profesi, bahkan menjadi presiden.
Tentunya masalah kaum perempuan masa kini pun berbeda dengan kaum kartini dulu. Apalagi, pengaruh globalisasi yang kebarat-baratan itu semakin cepat mempengaruhi sikap dan pola pikir perempuan di Negeri kita. Tidak heran kalau adat yang dulu memiliki banyak peraturan bagi kaum perempuan serta membatasi ruang lingkup gerak gerik mereka, perlahan mulai diabaikan. Ini semua karena kita sadar betul, sudah ada emansipasi.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Dalam surat yang ditulisnya menggunakan bahasa Belanda, Kartini secara lugas menceritakan keprihatinannya terhadap nasib perempuan-perempuan yang ada disekitarnya. Hak-hak mereka dirampas, dipaksa untuk menikah muda, mereka dilarang untuk bersekolah, dan masih banyak lagi. Kartini mempunyai keinginan untuk membawa kaumnya menuju masa yang lebih baik.
Impian Kartini lainnya adalah, ia ingin bersekolah di Eropa. Sehingga saat sang ayah menyuruhnya untuk menikah, Kartini langsung menolak. Ternyata penolakan tersebut menyebabkan ayahnya sakit keras, dokter yang mengobatinya menyarankan agar Kartini mengikuti kemauan sanga ayah, agar penyakitnya tidak semakin parah. Maka dengan sangat terpaksa Kartini menjadi istri keempat dari Raden Adi Pati Djoyo Adi Ningrat.
Setelah menikah impian Kartini tetap membara, ia terus berusaha untuk mencerdaskan kaum perempuan. Namun sayang, sebelum ia melihat cita-citanya telah terwujud, Kartini meninggal saat melahirkan putra pertamanya.
good quotes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar